Posco power of Krakatau Posco Poject

Admin Building

Canopy Design

Structure sample

Web Design

PT. Recare

Pin Design

Teknik Informatika dan Elektro ITI

PIN Design

DKM Albayan dan Teknik Elektro ITI

Rabu, 05 Januari 2011

Positive Thinking, Positive Feeling dan Positive Belief, mana yang lebih PENTING?

Sahabat Semesta,
Silakan urutkan mulai dari yang TERPENTING , mana menurut Anda yang lebih penting :

1. Ketenangan,
2. Kesuksesan,
3. Kebahagiaan...

???

Dalam keterbatasan saya, saya coba memperhatikan dalam teks di Al-Quran, ternyata Kata yang artinya "OTAK", "SUKSES", "KESUKSESAN", "BERHASIL", dan "KEBERHASILAN" itu nyaris tidak ada, atau setidaknya BELUM SAYA TEMUKAN. Tetapi kalau Orang SUKSES dan BERHASIL yang dimaksud adalah "MUFLIHUUN (yang artinya : Beruntung)" tentulah banyak di Al-Quran. Tentu saja maksud BERUNTUNG disini lebih kepada keberuntungan yang sifatnya SEJATI (Akhirat) bukan yang FANA (Hanya Dunia).

Sedangkan kata BAHAGIA atau KEBAHAGIAAN (Sa'ada / Thuubaa) pun jarang atau langka muncul. Tapi kalau kata TENANG/TENTRAM (Muthmainnah) dan KETENANGAN (Sakiinah) Muncul beberapa kali di dalam Al-Quran. Cukup banyak lah... Salah satunya :

Q.S. Al-Fajr : 27-30


27. Hai jiwa yang TENANG/TENTRAM.
28. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
29. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,
30. masuklah ke dalam syurga-Ku.


Akhirnya, untuk sementara ini saya simpulkan bahwa KETENANGAN jauh lebih penting daripada KEBAHAGIAAN dan KESUKSESAN. Dimana KESUKSESAN lebih terkait kepada DUNIA / KEBERHASILAN di DUNIA yang diukur melalui OTAK/LOGIKA/PIKIRAN, sedangkan KEBAHAGIAAN lebih kepada PERASAAN/KESENANGAN/KECERIAAN, dan KETENANGAN hadir karena adanya KEYAKINAN/TAWAKKAL/KEPASRAHAN.

So, Potive Thinking itu Penting, tapi Positive Feeling itu jauh lebih penting, dan Positive Belief itulah yang PALING PENTING.

1. Positive Thinking bisa menghasilkan KESUKSESAN
2. Positive Feeling bisa menghasilkan KEBAHAGIAAN
3. Positive Belief bisa menghasilkan KETENANGAN...

Bagaimana Anda ingin dipanggil olehNya kelak...?

1. Hai Jiwa yang SUKSES
2. Hai jiwa yang BAHAGIA
3. Hai jiwa yang TENANG

???

Rumah Tukang Kayu

Rumah Tukang Kayu
Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah perusahaan konstruksi real estate.
Ia menyampaikan keinginannya tersebut pada pemilik perusahaan. Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan kehilangan penghasilan bulanannya, tetapi keputusan itu sudah bulat. Ia merasa lelah. Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuh kedamaian bersama istri dan keluarganya.
Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya. Ia lalu memohon pada tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah untuk terakhir kalinya.
Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu. Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Hatinya tidak sepenuhnya dicurahkan. Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya.
Akhirnya selesailah rumah yang diminta. Hasilnya bukanlah sebuah rumah baik. Sungguh sayang ia harus mengakhiri kariernya dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan.
Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya, ia menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang kayu. "Ini adalah rumahmu," katanya, "hadiah dari kami."
Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan menyesalnya. Seandainya saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakan rumah untuk dirinya sendiri, ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali.
Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri.
Itulah yang terjadi pada kehidupan kita.
Kadangkala, banyak dari kita yang membangun kehidupan dengan cara yang membingungkan. Lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang baik. Bahkan, pada bagian-bagian terpenting dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik.
Pada akhir perjalanan, kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri. Seandainya kita menyadarinya sejak semula kita akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda.
Dan pada akhirnya, semuanya jadi terlambat!
Mari kita selesaikan "rumah" kita dengan sebaik-baiknya seolah-olah hanya mengerjakannya sekali saja dalam seumur hidup.
Biarpun kita hanya hidup satu hari lagi, maka dalam satu hari itu kita pantas untuk hidup penuh keagungan dan kejayaan. Apa yang bisa diterangkan lebih jelas lagi.
Hidup kita esok adalah akibat sikap dan pilihan yang kita perbuat hari ini.
Dari milist Elektro ITI (Om Abu) 

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More